Mulai Menulis
Apa
saja yang harus disiapkan?
Bagaimana memulainya?
Apa saja yang perlu diperhatikan dalam menuliskannya?
Ikuti
rangkaian tulisan berikut.
Basic Story
Basic
story. Bagaimana membuat atau membangun sebuah rumah yang bagus dan indah?
Apakah langsung membangun seperti yang ada dalam bayangan kita? Tentu saja
tidak. Yang pertama dilakukan adalah membuat sketsa atau coretan gambar rumah
akan berbentuk seperti apa. Itulah yang harus dilakukan untuk membuat sebuah
basic story.
Jika
ide cerita atau tema hanya ditulis dengan satu kalimat yang kuat, maka dalam
basic story ide tersebut dikembangkan kedalam basic story, yang isinya tidak
lebih dari satu halaman folio dengan spasi satu setengah dan font times new
roman ukuran 12. Biasanya basic story berkisar setengah halaman saja. Isi dari
basic story itu ada keterangan tempat dan waktu, keterangan tokoh-tokoh yang
muncul dalam cerita, problem-problem utama, serta penyelesaian. Jangan
malu-malu untuk menulis akhir dari cerita yang dibuat, jangan disimpan-simpan
sendiri atau untuk membuat surprise orang. Tidak ada orang yang bisa anda
kejutkan dalam proses penulisan skenario.
1.
Tokoh
utama dan tokoh-toko penting.
Pertanyaan pertama yang dilontarkan adalah “Siapa karakter utama / tokoh utama
/ protagonisnya - seseorang / sesuatu (bisa
benda, hewan atau tumbuhan) yang menjadi pusat atau jantung dari film? Tokoh
utama harus jelas! Karena tokoh utama adalah obyek yang diceritakan, maka sejak
awal sudah harus dinilai apakah obyek penting itu menarik atau tidak.
“Apa yang tokoh utama inginkan?”
2.
Alur cerita utama/Plot utama dan problem utama.
Yakni uraian lebih jelas dari plot utama. Yang sudah bisa membayangkan apa yang
menjadi problem utama, bagaimana kekuatan dramatik cerita, serta keindahannya
sebagai cerita.
Dalam film Bedjo van Derlaak, Kisah seorang tentara Indonesia yang terpisah
dari regunya kemudian bertemu seorang tentara belanda, yang pada saat bersamaan
harus membantu seorang perempuan hamil untuk melahirkan. Terlihat bahwa problem
utama memiliki resiko yang fatal. Disatu sisi tentara Indonesia ingin membunuh
tentara belanda, di sisi lain dia harus membantu seorang perempuan yang akan
melahirkan.
3.
Klimaks dan penyelesaian
Dengan tercantumnya klimaks dan penyelesaian dalam Basic story, maka akan bisa dinilai
apakah langkah Action yang tertera dalam basic story memang cukup kuat untuk
sampai pada klimaks? Apakah informasi yang diberikan cukup memberi penyelesaian
yang dimaksud?
Bahan
dari:
H.Misbach Yusa Biran. Teknik Menulis Skenario Film Cerita. Jakarta, PT Dunia
Pustaka Jaya, 2006
Premise
Apa
itu Premise?
Premise
adalah pokok pemikiran, kesimpulan filosofis, pesan atau pesan moral. Beberapa
filmmaker/sineas keberatan menggunakan istilah pesan/pesan moral karena mereka
tidak mau menggurui penonton, mereka lebih menyukai dengan istilah isi cerita.
Premise
harus ditetapkan oleh penulis sejak mulai mengkonsep sebuah cerita karena
sebetulnya yang pokok mau disampaikan oleh penulis adalah Premise.
Dalam
buku The Art of Dramatic Writing (1977), Lajos Egri mengatakan:
“Semua
mempunyai tujuan dan pesan. Setiap detik dalam kehidupan kita adalah sebuah
pesan, sadar atau tidak. Pesan mungkin bisa sangat sederhana seperti halnya
bernapas atau sebuah keputusan emosional yang sulit, tetapi selalu ada. Sebuah
film yang bagus harus mempunyai formula pesan. Tidak ada ide atau gagasan atau
sebuah situasi, tidaklah cukup untuk membawa kesimpulan yang masuk akal tanpa
sebuah pesan yang jelas.”
Sebuah
pesan yang bagus berasal dari emosi -cinta, kebencian, cemburu, takut, keberanian,
nafsu, dll— dan mengelilingi karakter, konflik, dan penyelesaian. Coba jabarkan
sebuah cerita menjadi sebuah premise. Sampaikan dalam kalimat yang singkat dan
padat. Jika masih kesulitan berarti seorang penulis belum paham apa yang mau
disampaikan dalam cerita.
(Kejahatan)
membawa (kekalahan) tetapi
(Kebaikan) membawa (kesuksesan).
Contoh:
Film Die Hard
(Ketamakan
dan keserakahan) membawa (kerusakan dan kematian) tetapi (Pengorbanan/Cinta)
membawa (kehidupan dan kegembiraan).
Contoh:
Film Bedjo van Derlaak
Peperangan/kekerasan
hanya akan membawa kematian/kerusakan, tetapi dengan perdamaian/kerjasama akan
membawa kehidupan/keselamatan.
Isi
cerita adalah bagian film yang amat penting, karena faktor ini menentukan untuk
mengetahui bobot suatu film, disamping mutu keindahan penyajian secara filmik.
Artinya film dianggap bermutu apabila:
a.
Bobot isi cerita, pesan, kesimpulan filosofis, dan
b. Indah penyajian filmnya.
Kalau
bobot isi cerita bagus tapi penyajiannya jelek makan penonton akan bilang:
“film ini sebetulnya bagus, tetapi enggak enak dilihat.” Atau sebaliknya, “Film
ini enak dilihat, tetapi nggak jelas mau ngomong apa.”
Sinopsis
Kalau film yang akan digarap berdasarkan dari gagasan yang dimulai
dengan penentuan tema, maka Sinopsis merupakan pengembangan dari Dasar Cerita.
Sinopsis kurang lebih adalah ringkasan cerita yang berisi:
- Garis besar jalan cerita.
- Tokoh protagonis.
- Tokoh antagonis.
- Tokoh penting yang menunjang plot utama/jalan cerita utama.
- Terdapat problem utama dan problem-problem penting yang berpengaruh pada jalan cerita.
- Motif utama dan motif-motif pembantu Action yang penting.
- Klimaks dan penyelesaian
- Kesimpulan.
Penjelasan dari poin-poin di atas adalah sebagai berikut:
1.
Garis besar
jalan cerita.
Meski cerita diuraikan secara ringkas, namun harus memperlihatkan alur cerita
yang jelas.
2. Tokoh protagonis dan Tokoh antagonis.
- Tokoh protagonis harus dijelaskan siapakah dia? Apa keinginannya? Apa kejelekannya? Kelebihannya? Bagaimana membuat simpati padanya?
- Tokoh Antagonis harus dijelaskan siapa dia? Kenapa dia harus menghambat tokoh protagonis? Apa alasannya? Apa kemampuannya untuk membuat penonton antipati?
3.
Tokoh penting
yang menunjang plot utama/jalan cerita utama.
Tokoh-tokoh yang penting untuk menunjang plot utama atau alur utama. Teman
Protagonis atau Antagonis. Penggambaran tokoh ini sudah harus jelas ketika
tokoh ini membuat bagian penting dalam bergulirnya sebuah cerita
4. Problem Utama
Harus terlihat problem utama yang melahirkan alur utama cerita. Problem utama
itulah yang membuat sasaran perjuangan protagonis sampai akhir.
5. Motif utama
Penilaian atas motif utama sejalan dengan problem utama, yakni apakah motif
utama mendorong protagonis melahirkan cerita memang sesuai dengan problem utama
yang melahirkannya.
6. Klimaks dan Penyelesaian
Pencapaian klimaks merupakan hal yang amat penting untuk dinilai karena klimaks
adalah puncak dari tangga dramatik. Jika diandaikan klimaks harus berada tepi
tebing yang curam dan sangat berbahaya. Alur cerita harus membawa protagonis ke
arah tebing yang berbahaya!
7. Kesimpulan
Apa yang ingin disampaikan dalam cerita harus bisa disimpulkan dalam sinopsis.
Jika dalam sinopsis belum bisa disimpulkan maka perlu ada tambahan informasi
yang jelas.
Contoh sinopsis:
Sinopsis Bedjo Van Derlaak
Bedjo adalah seorang tentara Indonesia yang ikut bergerilya saat
Belanda melakukan agresi yang kedua pada tahun 1949. Ditengah-tengah
perjalanan, mereka diserang oleh sepasukan tentara Belanda. Pertempuran pun tak
terelakkan. Bedjo, salah satu tentara dari pasukan Indonesia terpisah dari
pasukan. Kemudian Bedjo menemukan sebuah rumah di tengah hutan yang di dalamnya
terdapat Maryam seorang perempuan yang akan melahirkan dan seorang tentara
Belanda bernama Hendrik Van Derlaak yang selalu berpindah tugas. Bedjo
menyerang Hendrik karena mengira, Hendrik akan memperkosa Maryam. Tetapi Bedjo
kaget saat melihat Maryam yang sedang hamil. Mendapat kesempatan menyerang,
Hendrik berbalik menghajar Bedjo. Bedjo sadar bahwa Hendrik ternyata hendak
menolong Maryam. Ketidaktahuan Bedjo tentang perempuan hamil membuat dia serba
salah. Akhirnya Bedjo menuruti yang diperintahkan Hendrik untuk membantu
kelahiran Maryam. Kedua tentara tersebut terjebak di dalam suasana yang sulit.
Saat menunggu detik-detik Maryam melahirkan mereka bertiga berkeluh kesah.
Bedjo yang bercerai gara-gara sering meninggalkan isterinya berjuang. Maryam
seorang isteri pejuang yang dituduh selingkuh karena hamil setelah ditinggal
pergi suaminya berperang. Dan Hendrik van derlaak seorang ayah yang sangat
rindu dengan keluarganya. Tiba-tiba Maryam berteriak kesakitan. Hendrik dan
Bedjo panik. Mereka saling menyalahkan hingga terjadi perkelahian sampai
akhirnya Maryam menjerit kesakitan. Mereka tersadar dan kemudian saling
bekerjasama untuk membantu Maryam melahirkan. Kelahiran anak Maryam membuat
mereka memahami bahwa peperangan/kekerasan hanya akan membawa
kematian/kerusakan, tetapi dengan perdamaian/kerjasama akan membawa
kehidupan/keselamatan.
Penokohan
Kedudukan pelaku dalam cerita adalah hal yang terpenting. Karena
tokoh utama dan para pendukunglah sebuah cerita dituturkan. Cerita adalah
sebuah kisah tentang perjuangan Protagonis dalam menyingkirkan problema utama
dan mencapai suatu tujuan. Maka itu, apa yang menjadi pokok terpenting itu
haruslah sesuatu yang menarik, unik, bukan tokoh basi. Semua pelaku cerita
harus bisa membuat penonton sangat terpikat dan ingin mengetahui jalan cerita
sampai akhir.
Tokoh Baru
Kemunculan tokoh baru sangat diinginkan penonton. Misal kemunculan tokoh-tokoh
hero dan jagoan. Kalau cerita memunculkan tokoh cerita riil, bukan karangan,
maka pasti tokoh itu berbeda dari yang pernah difilmkan. Karena sebetulnya
tidak ada manusia yang sama di dunia ini. Dengan memberi tekanan pada ciri khas
si tokoh, maka akan muncul tokoh baru. Biasanya penulis mencari-cari contoh
yang sudah pernah dibuat orang dalam cerita sejenis. Karena tidak ada manusia
yang bisa menciptakan sesuatu yang baru sama sekali. Tokoh yang pernah dia
tahu, dia ubah-ubah sedikit atau banyak, sehingga perubahan itu bisa
memunculkan tokoh yang baru maupun tokoh yang prototipe.
Menarik dan manusiawi
Karena tokoh cerita harus enak ditonton, maka tokoh
tidak hanya baru tapi juga menarik. Kenapa tokoh bisa menarik? Karena tokoh
baru dapat mempunyai keunikan yang mengundang keingintahuan.
Manusiawi, penonton sekarang menuntut apa yang dilihatnya lebih
realistik. Dari tokoh biasa dan situasi yang wajar-wajar saja penonton berharap
bisa menarik pelajaran bagi kehidupan mereka. Skenario secara tersamar memberi
fokus pada keunikan yang ada pada tokoh yang biasa-biasa saja itu, gambaran
tokoh yang muncul haruslah tetap manusiawi, karena dianggap lebih dekat dengan
penonton.
Jelas karakteristiknya
Tiap tokoh harus jelas karakteristiknya. Baik ciri
fisik, psikis, maupun falsafah hidup. Tidak
cukup hanya diketahui bahwa “Amir adalah pemuda tampan yang baru
selesai belajar bisnis di Amerika”. Semua harus jelas bagaimana karakter si
Amir, usia berapa, bagaimana penampilan umumnya, bagaimana wataknya dan
sebagainya. Intensitas penjelasan karakteristik ini harus sesuai dengan berapa
banyak penjelasan bagi seorang tokoh yang dibutuhkan oleh cerita. Semua harus
jelas!
Contoh penokohan:
TOKOH
UTAMA
(Nama yang akan
dipakai di naskah)
Nama
lengkap :
Nama sesuai kartu identitas :
Nama panggilan :
Tempat dan tanggal lahir :
Kultural
Ras / suku
bangsa :
Agama / kepercayaan :
Status pernikahan :
Bahasa yang digunakan sehari-hari :
Figur favorit : (tokoh yang dikagumi, boleh
rekaan)
Olahraga favorit :
Hiburan favorit :
Acara TV favorit :
Bacaan favorit :
Musik favorit :
Film favorit :
Tempat favorit :
Tempat tujuan favorit :
Binatang favorit :
Binatang peliharaan :
Minuman favorit :
Jenis minuman alkohol favorit : (kalau
ada, sebutkan tingkat kekerapan minum)
Rokok favorit : (kalau ada, sebuatkan
tingkat kekerapan merokok)
Istilah, pepatah kesukaan : (kutipan dari
media, kitab suci atau ucapan orang lain)
Filsafat hidup : (filsafat pribadi)
Skill
Pelatihan
keterampilan khusus :
Keterampilan khusus : (yang diasah
sendiri)
Pengalaman militer/organisasi :
Kemampuan dan bakat :
Keahlian mengendarai : (sebutkan juga
jenis kendaraan)
Fisik
Tinggi
badan :
Berat badan :
Bentuk tubuh :
Kondisi fisik :
Warna kulit :
Warna mata :
Warna dan model rambut :
Ciri khusus pada wajah atau penampilan :
Kekurangan fisik : (atau keadaan fisik
yang ingin dirubah oleh tokoh ini sendiri)
Penyakit yang diderita :
Gerakan tangan khusus : (sebutkan juga
keadaan tokoh saat melakukan ciri tersebut)
Gaya bicara :
Kualitas suara :
Ekspresi verbal :
Penampilan :
Gaya baju atau baju favorit :
Cara berjalan :
Cara mengatasi kemarahan :
Makanan kesukaan :
Diet :
Ciri kesukaan pada lawan jenis :
Ciri yang menggairahkan tokoh :
Ciri yang tidak menggairahkan tokoh :
Psikologis
Intelegensi
Umum :
Kegemaran :
Warna favorit :
Mudah tidaknya bergaul :
Temperamen / watak :
Sifat secara umum :
Sifat yang paling disukai :
Sifat yang paling tidak disukai :
Aspek yang disangkal :
Aspek yang tersembunyi :
Keanehan : (over / under reaktif mengenai
hal tertentu)
Rasa humor :
Perihal yang ditakuti :
Benda hidup / mati yang ditakuti :
Mania :
Kelainan jiwa :
Trauma dari masa lalu :
Tujuan jangka pendek :
Tujuan hidup jangka panjang :
Masalah utama yang harus diatasi :
Jalan keluar dari masalah utama : (menurut
tokoh ini)
Masalah kecil yang dihadapi :
Jalan keluar dari masalah kecil : (menurut
tokoh ini)
Perkembangan yang dialami : (dalam cerita)
Pengalaman kunci yang membentuk sifat :
Sosial
Status
pekerjaan :
Kelas ekonomi :
Pendidikan formal :
Latar belakang keluarga / keturunan :
(berisi nama ayah-ibu, pekerjaan mereka, tokoh adalah anak ke berapa dari
berapa bersaudara dan sanak saudara yang terlibat dalam cerita,)
Tempat tinggal : (mengambarkan
rumah/kontrakan/kos, gaya arsitek bangunan,
perumahan/perkampungan/perkotaan/urban, tata letak bangunan yang berpengaruh
pada cerita, sistem sanitasi/MCK)
Lingkungan : (keluarga, lingkungan sekitar
tempat tinggal, lingkungan kerja/belajar/kegiatan)
Kedudukan dalam lingkungan : (rincikan ke
dalam keluarga, lingkugan tempat tinggal, lingkungan kerja/belajar/kegiatan)
Kebutuhan jangka pendek : (menurut tokoh
ini)
Kebutuhan jangka panjang : (menurut tokoh
ini)
Orang terdekat :
Teman dekat :
Figur favorit : (tokoh dalam cerita)
Kendaraan yang dimiliki :
Personalisasi
Lingkungan
Pendapat mengenai
tokoh lain : (tokoh dalam cerita)
Pendapat mengenai Ayah :
Pendapat mengenai Ibu :
Pendapat mengenai keluarga :
Pendapat mengenai pertemanan :
Pendapat mengenai pekerjaan :
Pendapat mengenai persoalan lingkungan :
Pendapat mengenai homoseksual :
Pendapat mengenai kriminal :
Pandangan politik
TOKOH
PENDUKUNG
(Nama dalam
naskah)
dan seterusnya...
Struktur Dramatik
Ditulis
oleh Edi Cahyono - Ditayangkan pada 17 Oktober 2009
Menyampaikan
cerita naratif adalah menuturkan jalan kisah hanya dengan tujuan agar yang
mendengarkan tahu. Tidak terkandung maksud untuk menggugah emosinya atau
mempersuasi komunikan. Sebaliknya menuturkan cerita dramatik untuk menggugah
emosi pihak komunikan.
Untuk
menuturkan cerita dramatik, sampai sekarang tidak bisa terlepas dari penggunaan
resep kuno yang mengharuskan penyampaian tiga babak. Dalam buku Poetics,
Aristoteles percaya bahwa dasar setiap cerita yang bagus tidak hanya Awal,
Tengah, Akhir tetapi juga harus melibatkan dua bentuk/tahap dalam plot utama:
KOMPLIKASI (kesulitan) dan UNRAVELLING (menyelesaikan kekusutan/kesulitan).
Penyiapan
kondisi penonton dilakukan pada babak I. Pada babak II berlangsung cerita yang
sebenarnya. Dan pada babak III disediakan kesempatan bagi penonton memantapkan
pemahaman final dan menarik kesimpulan.
BABAK
I
Babak ini ada yang menamakan sebagai
”Opening” atau ”Persiapan” dan sebagainya. Tugas rekayasa yang dilakukan oleh
penulis skenario pada babak ini adalah:
- Membuat penonton secepatnya
memfokuskan perhatian kepada film.
- Membuat penonton bersimpati
pada protagonis.
- Membuat penonton mengetahui apa
problem utama protagonis.
BABAK
II
Pada babak ini berlangsung cerita
yang sesungguhnya. Disinilah cerita betul-betul dimulai dan berjalan hingga
akhir. Babak II ini berisi:
- Point of attack
- Jalan cerita
- Protagonis terseok-seok
- Klimaks
BABAK
III
Pada babak III ini cerita sudah ada
kepastian berakhir sebagai happy end atau unhappy end, dan disini penonton
diberi kesempatan meresapi kegembiraan yang ditimbulkan oleh happy end, atau
rasa sedih yang ditimbulkan oleh unhappy end. Juga memantapkan kesimpulan atau
isi cerita.
Dalam
A Crash Course in Screenwriting by David Griffith:
Film pendek kurang lebih memiliki konflik seperti feature film dan mempunyai
struktur yang hampir sama. Strukturnya adalah sebagai berikut:
- Pengenalan karakter dan setting
(keadaan).
- Apa yang diinginkan karakter
utama.
- Bagaimana tokoh memperoleh apa
yang diinginkan
- Set-backs – Karena tokoh tidak
sadar atau tidak berinisiatif apa yang sebenarnya diinginkan, tokoh
biasanya akan mengambil jalan yang salah. Inilah yang membawa tokoh utama
ke dalam konflik dengan orang lain yang tidak menyukai apakah yang tokoh
utama lakukan atau jalan tokoh utama tempuh.
- Konflik – Argumentasi dan
perdebatan menjadi lebih dan semakin hangat sampai terlihat seolah-olah
tokoh utama akan kalah.
- Perjuangan Akhir – Tokoh utama
mengeluarkan segenap kemampuan dan usahanya untuk mencapai tujuannya.
- Akhir – tokoh utama menemukan
bahwa apa yang dipikirkannya tentang keinginannya di awal cerita hanyalah
bagian dari sebuah kenyataan.
Bagaimana
semua elemen cerita ada dalam film pendek?
Pertanyaan ini tentu saja
berhubungan dengan bagaimana menekan aksi (action), membatasi tema dan yang
paling penting – membatasi jumlah karakter/tokoh. Film pendek biasanya
menggunakan dua karakter: Tokoh utama dan lawan main utama.
Karakteristik
film pendek berdurasi 8-12 menit kira-kira sebagai berikut:
- Biasanya hanya menggunakan
tokoh utama dan lawan main tokoh utama dengan dua atau tiga supporting
karakter.
- Cerita fokus pada waktu yang
spesifik pada konflik antara dua karakter utama.
- Tema ambisi biasa digunakan,
bukan tentang tema moral yang kompleks.
- Dengan ambisi sebagai tema,
akan lebih bisa bermain dengan harapan penonton, tentang simpati, kasihan,
takut kepada tokoh utama.
Kerangka Skenario
Ditulis
oleh Edi Cahyono - Ditayangkan pada 17 Oktober 2009
Ketika
Sinopsis dipindahkan ke bentuk skenario, maka terjadi perubahan media yang
digunakan untuk menyampaikan informasi. Dari media kata-kata ke media film.
Umpamanya, informasi yang dijabarkan empat kata tertulis dibawah ini:
Seorang gadis pulang larut malam.
Menjadi gambaran visual, sebagai berikut:
Seorang gadis berjalan malam hari, agak kedinginan, lengang. Terdengar
salak anjing di kejauhan, menambah tinggi suasana kesunyian dan sedikit Seram.
Pemindahan itu memerlukan tambahan imajinasi filmis. Penulis harus membayangkan
“film” adegan itu. Maka itu ia menambahkan: gadis itu agak kedinginan,
dan tambahan salak anjing untuk membentuk dramatik.
Maka
itu dianjurkan sekali agar skenario tidak langsung digarap setelah membuat
sinopsis. Tapi harus melalui tahap-tahap perencanaan dan pembuatan kerangkanya
dulu. Untuk memasuki tahap itu, pertama-tama penulis harus mempertanyakan bahan
kerangka tersebut secara garis besar:
a.
Bagaimana
Cerita akan dituturkan dalam filmnya nanti.
Yakni sesuai dengan tuntutan
“penuturan dalam tiga babak”. I. Pembukaan, II. Pengambangan, III.Penyelesaian.
Maka timbul tuntutan untuk membuat 1. Pembukaan yang kuat untuk menggaet
perhatian penonton, 2. pengembangan urutan cerita yang kuat, 3. Klimaks yang
mencekam. Maka mungkin harus mengubah urutan cerita, mengurangi atau mengubah.
b.
Bagaimana cara menggambarkan adegan-adegan yang efektif dan menarik secara
filmik.
Adegan-adegan sudah harus
dibayangkan oleh si penulis sebagai tayangan film. Umpamanya, apa yang dalam
sinopsis ditulis sebagai “adegan pesta ulang tahun di kafe yang nyaman” harus
dibayangkan bagaimana pesta tersebut dalam adegan film. Bagaimana kesan
“nyaman” itu harus digambarkan? Bagaimana menyajikan suasana pesta yang kecil
namun hidup? Apa ada musik? Apa sentuhan khusus yang harus ditambahkan agar
adegan tambah hidup? Informasi apa yang bisa dirangkum dalam adegan itu.
c.
Bagaimana penataan dramatiknya.
Secara garis besar mulai
membayangkan dimana tangga dramatiknya mulai naik, dimana Point of attact-nya,
lalu bagaimana klimaksnya?
Karena
banyaknya perubahan dalam urutan penuturan maupun cara penyampaian informasi,
maka sebelum melangkah ke pembuatan skenario perlu dikonsep dulu secara
seksama.
Tahapan
pembuatan kerangka:
- Outline atau storyline
- Treatment.
Outline/Storyline
Berikut ini adalah contoh Outline atau Storyline menurut penuturan
dalam tiga babak.
JALAN SEPANJANG KENANGAN
OPENING TEASE
Adegan dibuka dengan Slamet dan Sulastri sedang tiduran. Slamet pengen bercinta
tetapi Susi menanggapi yang lain. Susi pengen nostalgia mengenang masa pacaran
demi si jabang bayi.
ACT.1
- Pengenalan siapa Slamet dan Susi. Mereka melakukan perjalanan mengenang masa pacaran dengan menggunakan becak. Saat dalam perjalanan susi meminta slamet menghentikan becaknya untuk membeli permen dan majalah. Susi membaca majalah dan dugaannya ternyata benar, menurut ramalan mereka harus berjalan-jalan ke Mall, Malioboro, Kraton, dan Alun-alun Selatan untuk mengenang masa-masa pacaran mereka. Dan di dalam perjalananpun mereka harus waspada.
- Ternyata dalam perjalanan ban becak slamet bocor. Susi marah karena sudah diperingatkan agar waspada. Akhirnya mereka menambal ban dan bertemu seorang tukang tambal ban berkepala gundul. Susi yang sedang ngidam meminta Slamet agar tukang tambal ban mau dielus-elus kepalanya.
- Perjalanan berikutnya mereka harus ke Mall. Saat di Mall, Slamet mempermasalahkan kesukaan Susi berbelanja. Slamet merasa mereka harus berhemat. Susi sebal karena keinginannya tidak terpenuhi. Susi mengatakan bahwa dia hanya pengen minum es teller. Slamet menggoda Susi, pengen es teller atau mau ketemu supervisor es teller. Mendengar nama Supervisor es teller Susi marah dan mengatakan bahwa mereka sudah sepakat untuk tidak menyebut nama itu.
ACT 2.
- Susi semakin sebal dengan slamet gara-gara Slamet menyebut nama supervisor Es teller. Dulu Supervisor es teller adalah tunangan Susi. Sementara itu slamet harus meredakan kemarahan susi dengan membelikannya bunga. Slamet merasa kesabarannya sebagai suami diuji.
- Slamet dan Susi melanjutakan perjalanan mereka menuju kraton. Saat di kraton, Susi sedang minta restu pada Sri Sultan 9. Slamet malah mengganggu Susi dan meminta agar mereka nanti mampir ke sebuah pasar burung. Saat itu Hp Slamet berbunyi. Susi menanyakan siapa yang menelpon karena dia merasa penasaran. Saat Susi tau siapa yang menelpon Susi menjadi marah.
- Susi marah karena slamet tidak jujur kepadanya kenapa dia harus bolos. Kenapa dia tidak minta ijin sama Pak Lurah. Slamet membela diri karena permintaan Susi harus dituruti dan semua serba mendadak. Susi tetap tidak suka.
ACT 3.
- Susi lebih suka dengan kejujuran Slamet. Dulu waktu pacaran Slamet selalu terbuka padanya. Saat mereka istirahat makan terjadi perdebatan karena Susi pesan es teller. Slamet mengatakan bahwa es tidak baik untuk keselamatan bayi. Susi justru malah menuduh Slamet mempermasalahkan Supervisor es teller. Slamet yang semula tidak bermaksud mempermasalahkan justru terpancing. Akhirnya mereka berdua memutuskan pergi ke rumah Supervisor es teller untuk membuktikan bahwa Susi tidak ada hubungan apa-apa dengan Supervisor es teller.
- Akhirnya mereka pergi ke tempat supervisor es teller. Susi marah kepada slamet karena tidak percaya padanya. Saat sampai ditempat supevisor mereka tidak mendapati supervisor dirumahnya. Saat itu slamet malah mengajak Susi agar mau mampir ke pasar burung. Susi marah mengetahui Slamet malah mengurusi burungnya.
- Sampai di Pasar burung Susi tidak mau menemani Slamet. Slamet kesabarannya Habis. Slamet mempertanyakan Susi kenapa sekarang menjadi rewel padahal dulu waktu pacaran Susi tidak pernah rewel. Slamet juga bilang dulu Susi juga sering nganterin beli makanan burung kenapa sekarang tidak mau? Akhirnya Slamet mempertanyakan alasan Susi menikahi dirinya, kenapa tiba-tiba Susi mau dengan dirinya. Apa karena putus dengan tunangan Si Supervisor Susi terpaksa mau dengan dirinya.
ACT 4.
- Slamet membeli makanan burung. Slamet memandang sepasang burung yang sedang bermain dan tampak rukun. Slamet menjadi teringat Susi. Setelah selesai membeli makan burung. Slamet berjalan menuju becaknya, Slamet kaget melihat susi tidak ada. Akhirnya dia mengayuh becaknya mencari Susi. Akhirnya Slamet menemukan susi sedang berjalan menuju ringin kembar di Alun-alun selatan. Susi sedang melakukan masangin.
- Slamet bertemu susi. Susi menangis melihat Slamet. Slamet dengan rasa bersalah memandang susi. Mereka hanya saling berpandangan. Dan seolah-olah sudah saling memafkan.
- Akhirnya mereka duduk di becak dan merasa bersyukur.
CLOSING
Susi dan Slamet melintas di plengkung Gading. Susi mengajak Slamet
kapan-kapan jalan-jalan lagi. Slamet mau asal Susi berjanji tidak akan
bertengkar lagi, tapi Susi dengan manja menjawab, Mboh aku ra janji!!! Wah Kamu
kok ngono Suss!!!
Treatment
Naskah yang disebut treatment ini lebih berkembang daripada
step-outline. Sudah lengkap dengan action pokok pelaku. Boleh dikatakan ini
adalah kerangka lengkap skenario. Hanya tinggal menambah pemanis disana-sini
dan dialog, maka sudah menjadi skenario.
Pada penulisan treatment harus pakai nomor. Yakni nomor kelompok
adegan atau adegan-adegan disuatu tempat. Maka itu tiap nomor disertakan
keterangan tempat maupun waktu. Uraian treatment berisi:
- Menggambarkan “kerangka skenario” lengkap tapi padat.
- Penuturan sudah mengacu pada urutan Tiga babak dan penataan dramatik.
- Uraiannya harus ringkas, komunikatif dan efektif, supaya tidak terlalu tebal.
- Nama orang dan tempat sudah fix, sebagaimana yang akan tampil dalam skenario.
Dengan pembuatan treatment, kita sudah bisa melakukan pemendekan
atau pengembangan uraian sesuai dengan tuntutan cerita dan tuntutan penataan
dramatik. Karena dengan dialognya yang panjang lebar dan sudah susah payah kita
ciptakan, sulit melakukan perubahan dan juga kita merasa enggan.
Pada saat menulis treatment kita dengan leluasa merencanakan aksi
pelaku yang membuat adegan menjadi betul-betul hidup, realistik dan menunjang
kebutuhan cerita/dramatik.
Contoh Treatment:
JALAN SEPANJANG KENANGAN
OPENING TEASE INT. KAMAR SLAMET-SULASTRI. NIGHT
Slamet dan Sulastri sedang tiduran. Slamet tidak
bisa tidur. Susi sedang membaca majalah. Slamet bangun dari tidur dan bertanya
apa susi tidak pengen karena sudah satu minggu tidak melakukan hubungan intim.
Susi malah pengen jalan-jalan dan malam ini pengen dibelikan gudeg. Dengan
malas slamet bangun dari tempat tidur.
ACT.1 NGIDAM? NGIDAM??? NGIDAM!!!
EXT. EVERYWHERE. DAY
Pengenalan Susi oleh Slamet bahwa susi sedang
ngidam.
EXT. JALANAN 1. DAY
Slamet mengayuh becak. Susi duduk didepan meminta
untuk turun. Susi berjalan menuju kios kemudian beli majalah dan permen.
Susi duduk diikuti Slamet. Susi membaca majalah dan dugaannya ternyata
benar bahwa dia harus berjalan-jalan ke Mall, Malioboro, Kraton, dan Alun-alun
Selatan untuk mengenang masa-masa pacaran mereka.
EXT. EVERYWHERE. DAY
Susi mengenalkan Slamet suaminya, seorang pegawai
negeri.
EXT. JALANAN 2. DAY
Ban samping becak bocor. Susi ngomel karena Slamet tidak
percaya saat Susi mengingatkan untuk hati-hati. Slamet memegang-bannya yang
bocor. Melihat yang dilakukan Slamet, makin sewot dan bilang pada slamet bahwa
sudah tau bannya bocor tapi masih dipegang-pegang aja. Susi menyuruh slamet
untuk menambal ban.
EXT. TAMBAL BAN. DAY
Dengan sigap seorang tukang tambal ban berkepala
botak, melepas ban luar. Slamet duduk sambil minum, disebelahnya Susi tampak
memperhatikan Tukang tambal ban. Tukang tambal ban tampak melihat Susi
memperhatikan dirinya. Mereka tampak saling berpandangan. Susi berbisik pada
Slamet yang sedang minum. Slamet memuntahkan minuman karena kaget. Slamet
mendekati Tukang tambal ban. Susi melihat Tukang tambal ban tampak menggeleng.
Slamet melihat Susi kemudian menggeleng. Susi tampak kecewa. Slamet berbicara
lagi dengan Tukang tambal ban. Sekarang Slamet yang kelihatan dongkol sementara
Tukang tambal ban cengar-cengir. Tukang tambal ban dan Slamet menoleh dengan
kearah Susi. Akhirnya, sementara tukang tambal ban dielus-elus kepalanya oleh
Susi sambil makan permen lolipop, Slamet menambal ban.
EXT. DEPAN MALL AMBARUKMO. DAY
Slamet menghentikan becaknya didepan Mall. Susi
bertanya kenapa tidak masuk? Slamet tampak ragu-ragu. Susi menegaskan bukankah
dulu Slamet suka mengantar kesini untuk jalan-jalan? Slamet mengiyakan tetapi
apa yang pernah mereka lalukan adalah suatu pemborosan. Susi tampak ngambek.
EXT. SAMPING MALL AMBARUKMO. DAY
Slamet dan Susi duduk di becak. Slamet tampak
mengagumi mall yang besar. Susi masih ngambek dan beralasan bahwa di ke mall
karena ingin beli es teller. Slamet menggoda Susi, sebenarnya yang diinginkan
Susi es teller atau mau ketemu Supervisor es teller. Mendengar Supervisor es
teller Susi marah kepada Slamet.
ACT 2. SABAR YA MET!
EXT. EVERYWHERE. DAY
Pernyataan Susi tentang ngidam, yang membuatnya
jadi sensitif setelah Slamet menyinggung masalah Supervisor es teller.
EXT. TOKO BUNGA. DAY
Slamet membujuk Susi agar tidak marah lagi dengan
membelikan Susi bunga. Awalnya Susi tidak mau tapi kemudian menerima bunga pemberian
Slamet. Sementara itu HP Slamet berbunyi.
EXT. EVERYWHERE. DAY
Pernyataan Slamet tentang kesabaran seorang suami.
Slamet juga merasa beruntung bisa mendapatkan Susi, karena sebelum Susi menikah
dengannya, Susi tunangan dengan seorang Supervisor es teller.
EXT. JALAN MENUJU MALIOBORO. DAY
Slamet menggenjot becaknya, kemudian berhenti dan
menuntun becaknya, akhirnya berhenti. Slamet minum karena kehausan. Sementara
Susi masih duduk di dalam becak.
EXT. JALAN MALIOBORO. DAY
Slamet mengayuh becaknya.
EXT. KRATON NGAYOGYAKARTA. DAY
Slamet dan Susi sedang bayar tiket masuk. Hp Slamet
berbunyi. Slamet mematikan HP-nya. Susi bertanya kepada Slamet tetapi Slamet
tidak menjawab tapi malah menyuruh masuk. Susi tidak senang karena
pertanyaannya tidak dijawab.
INT. KRATON NGAYOGYAKARTA. DAY
Slamet melihat Jam di HP-nya. Slamet memanggil Susi
dengan lirih. Susi tampak menyembah foto raja Mataram. Slamet memanggil lagi.
Slamet mengajak Susi, habis dari Kraton mereka ke Pasar Ngasem karena Slamet
harus beli kroto, makanan burung. Susi tampak kesal karena yang dipirkan Slamet
hanya burung saja. Tiba-tiba Hp Slamet berbunyi. Slamet hanya melihat Hp-nya.
Susi merebut Hp Slamet. Susi terkejut karena yang telpon adalah Pak Lurah,
bosnya Slamet. Slamet tampak bingung.
EXT. JALAN KELUAR KRATON NGAYOGYAKARTA. DAY
Susi berjalan sambil ngomel. Slamet mengikuti dari
belakang. Susi khawatir kalo Slamet dipecat. Susi menanyakan kenapa Slamet
tidak ijin dulu, kenapa harus bolos? Slamet membela diri karena permintaan Susi
harus dituruti dan semua serba mendadak.
EXT. PARKIRAN KRATON NGAYOGYAKARTA. DAY
Susi berjalan masih ngomel, diikuti Slamet dari
belakang. Susi berharap kalo ada apa-apa Slamet bisa jujur. Susi ingat dulu
Slamet waktu pacaran tidak ada yang disembunyikan. Slamet hanya mendengarkan
Susi.
ACT 3. JUJUR MET! SUS???
EXT. EVERYWHERE. DAY
Pernyataan Susi tentang hubungan suami-isteri harus
ada keterbukaan.
EXT. WARUNG MAKAN. DAY
Susi dan Slamet sedang makan Bakso. Slamet
memperatikan Susi makannya tidak berselera. Susi memesan es teller. Slamet
heran karena minuman Susi tadi belum dihabiskan tetapi Susi sudah pesan lagi.
Slamet menyuruh Minuman tadi agar dihabiskan terlebih dahulu. Susi tetap ngotot
pengen es teller. Slamet menanyakan alasannya. Susi yang sensitif menuduh
Slamet mau mempermasalahkan Supervisor es teller. Slamet yang semula tidak
bermaksud mempermasalahkan justru terpancing. Akhirnya mereka berdua memutuskan
pergi ke rumah Supervisor es teller untuk membuktikan bahwa Susi tidak ada
hubungan apa-apa dengan Supervisor es teller.
EXT. EVERYWHERE. DAY
Pernyataan Slamet tentang kejujuran pasangan suami
isteri. Menyuruh orang jujur memang gampang tapi menyuruh jujur sama diri
sendiri?
EXT. JALAN MENUJU RUMAH SUPERVISOR. DAY
Slamet mengayuh becaknya.
EXT. JALAN DEPAN RUMAH SUPERVISOR. DAY
Slamet masih mengayuh becak ketika Susi minta
berhenti. Slamet bertanya kenapa harus berhenti? Apakah Susi takut? Susi
menjawab dengan ketus bahwa dia tidak takut. Becak berhenti di depan rumah
Supervisor. Slamet justru tampak ragu-ragu. Slamet meminta Susi menghentikan
langkahnya. Susi balik bertanya kenapa? Ahirnya Susi memasuki halaman Rumah
Supervisor diikuti Slamet. Susi mengtuk pintu tetapi tidak ada jawaban. Susi
mengetuk pintu masih tiadak ada jawaban. Slamet menjadi tidak Sabar dan menyurh
untuk pergi saja. Susi justru bertanya kenapa? Apakah Slamet takut? Seteleh
mengetuk pintu lagi dan tidak ada jawaban Susi pergi menuju becak diikuti
Slamet. Slamet kemudian bertanya apakah bisa pergi ke pasar burung sekarang? Susi
tidak menjawab. Slamet menegaskan bahwa dia harus beli makanan burung
karena hanya dia yang mungurus burungnya. Susi hanya bisa menjawab, Terserah!!!
EXT. PARKIRAN NGASEM. DAY
Slamet memarkir becaknya kemudian mengangkat bagian
belakang becak agar Susi bisa turun. Karena Susi tidak kunjung turun Slamet
menyurh Susi untuk turun, tetapi Susi tidak mau karena dia tidak mau ikut.
Slamet tampak menahan emosi kemudian berjalan ke depan. Slamet mempertanyakan
Susi kenapa sekarang menjadi rewel padahal dulu waktu pacaran Susi tidak pernah
rewel. Susi membantah ucapan Slamet begitu juga Slamet mempertahankan
pendapatnya. Slamet mengatakan bahwa dia menikahi Susi karena Susi tidak pernah
rewel ato neko-neko. Slamet juga bilang dulu Susi juga sering nganterin beli
makanan burung kenapa sekarang tidak mau? Akhirnya Slamet mempertanyakan alasan
Susi menikahi dirinya, kenapa tiba-tiba Susi mau dengan dirinya. Apa karena
putus dengan tunangan Si Supervisor Susi terpasa mau dengan dirinya. Setelah
puas meluapkan emosinya Slamet meninggalkan Susi sendiri.
ACT 4. KENANGLAH!
EXT. NGASEM. DAY
Slamet membeli makanan burung. Slamet memandang
sepasang burung yang sedang berbermain dan tampak rukun. Seorang penjual
menngagetkan Slamet. Penjual itu menyerahkan kantong kertas dan menerima uang
dari Slamet. Slamet memandang sepasang burung itu kemudian berjalan menjauh.
EXT. PARKIRAN NGASEM. DAY
Slamet celingak-clinguk mencari Susi. Slamet
bertanya pada seorang tukang parkir apakah melihat seorang wanita hamil. Tukang
parkir menjawab kalo wanita itu pergi ke arah sana. Slamet tampak panik
kemudian bergegas menaiki becaknya.
EXT. JALAN MENUJU ALUN-ALUN. DAY
Slamet celingukan dengan gelisah mencri Susi sambil
mengayuh becaknya.
EXT. ALUN-ALUN SELATAN. DAY
Slamet masih celingukan sampai akhirnya, pandangan
Slamet tertuju pada seorang wanita yang sedang berjalan menju tengah Alun-alun.
EXT. DEKAT RINGIN KURUNG. DAY
Susi berjalan pelan. Matanya tertutu menuju dua
buah ringin kurung. Susi masih terus berjalan sampai akhirnya Susi kaget ketika
tangannya menyentuh sesorang. Susi membuka kain matanya dan kaget melihat
Slamet. Slamet merasa bersalah pada Susi. Susi terisak melihat Slamet. Mereka
hanya saling berpandangan.
EXT. DEKAT RINGIN KURUNG. NIGHT
Susi dan Slamet duduk di becak mereka merasa
bersyukur.
CLOSING
EXT. PLENGKUNG GADING. NIGHT
Susi dan Slamet melintas di plengkung Gading. Susi mengajak Slamet kapan-kapan
jalan-jalan lagi. Slamet mau asal Susi berjanji tidak akan bertengkar lagi,
tapi Susi dengan manja menjawab, Mboh aku ra janji!!! Wah Kamu kok ngono Suss!